Mungkin Sobat merasa asing dengan istilah budikdamber. Ini merupakan singkatan dari budidaya ikan dalam ember. Teknik ini bisa mengatasi masalah lahan dalam budidaya ikan dan tanaman. style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
Melansir Cyber Extension, budikdamber sendiri mulanya dikembangkan oleh Juli Nursandi, S.Pi, M.Si, dari Politeknik Negeri Lampung. Teknik ini merupakan teknik pengembangan dari aquaponik, di mana ikan dan tanaman tumbuh dalam satu tempat.
Teknik ini tentunya cocok untuk wilayah perkotaan, yang lahan pekarangan sudah semakin sempit, kualitas dan kuantitas airnya juga makin berkurang.
Budikdamber dengan sistem aquaponik ini memiliki peluang meningkatkan kebutuhan protein hewani dan sayuran, serta memudahkan masyarakat mendapat ikan dan sayur di lingkungan tempat tinggalnya. Cara ini bisa dikembangkan di berbagai wilayah dan sangat mudah dilakukan karena menggunakan media yang kecil, portabel, hemat air, dan tidak membutuhkan listrik. Lalu bagaimana caranya ya? Berikut ini tipsnya.
- - Ember ukuran 80 liter atau ukuran 15 liter.
- - Benih ikan lele atau ikan nila yang tahan terhadap kualitas air.
- - Benih kankung atau benih sayuran dataran rendah.
- - Gelas plastik ukuran 250 ml.
- - Arang batok kelapa atau arang kayu.
- - Kawat yang agak lentur untuk mengaitkan gelas pada ember.
- - Tang
- - Solder
- Sediakan gelas untuk tempat bibit kangkung sebanyak 10 - 15 buah, lubangi dengan solder pada bagian samping dan bawah gelas.
- Untuk benih kangkung (ukuran bijinya besar) bisa ditaruh pada arang yang telah dihaluskan, lalu tutup dengan arang lagi. Jika ukuran benihnya kecil, bisa ditaruh dalam kapas, lalu tutup dengan arang yang telah dihaluskan. Jika ingin menanam kangkung yang sudah disemai terlebih dahulu, kangkung di masukan bersama akar dengan ukuran bibit kangkung sebesar kurang lebih 10 cm. Isikan arang batok kelapa sebanyak 50 - 80 persen ukuran gelas.
- Potong kawat sepanjang 12 cm dan buat kait untuk pegangan gelas dalam ember.
- Isi ember dengan air sebanyak 60 liter diamkan selama dua hari.
- Isi ember dengan bibit ikan lele ukuran 5 - 12 cm (semakin besar semakin baik) sebanyak 60 - 100 ekor. Diamkan selama 1 - 2 hari.
- Setelah itu, rangkai gelas kangkung dalam ember.
- Letakkan ember di tempat terkena matahari maksimal. Berikan pakan ikan sesuai ukuran sekenyangnya, bisa 2 - 3 kali dengan waktu tetap.
- Selalu diperhatikan keadaan ember, ikan, dan tanaman. Amati nafsu makan ikan setiap hari. Apabila nafsu makan ikan menurun, air berbau busuk, ikan menggantung (kepala di atas, ekor ke bawah) segera ganti air atau lakukan sipon (penyedotan kotoran di dasar ember dengan selang).
- Tanaman kangkung akan terlihat tumbuh di hari ketiga. Jangan lupa perhatikan bila ada kutu di daun kangkung, segera buang daun atau batang karena kangkung akan keriting dan mati. Penampakan air akan berubah jadi warna hijau.
- Saat pemberian pakan, saat itu pula tanaman kangkung perlu dilakukan penyiraman. Baiknya diberikan saat pagi dan sore hari. Penyiraman kangkung menggunakan air yang berasal dari ember.
- Ganti air biasanya 10 - 14 hari sekali. Untuk penyedotan 5 - 8 liter, bisa lebih atau keseluruhan bila perlu, ganti dengan air bersih. Jika kangkung membesar maka dibutuhkan air lebih banyak, tambahkan air setinggi leher ember. Hal ini dilakukan agar air menyentuh akar kangkung.
- Panen kangkung dan ikan lele dilakukan secara terpisah. Waktu panen tanaman kangkung pertama adalah 14 - 21 hari sejak tanam. Saat panen, sisakan bagian bawah atau tunas kangkung untuk pertumbuhan kembali.
- Panen kedua dan selanjutnya berjarak 10 - 14 hari sekali. Panen kangkung bisa bertahan 4 bulan. Untuk waktu panen ikan lele dapat dilakukan dalam 2 bulan, bila benih bagus dan pakan baik.
- Cara panen ikan lele dilakukan dengan diserok atau dikuras airnya. Ikan lele bisa berkurang karena loncat, terutama saat hujan atau dimakan kucing.
No comments:
Post a Comment